Kehilangan Uang Rp 2,1 Miliar, Pria Australia Merasa Tertipu Bermain Kartu Di Bali


AKURAT77 - Dinas Perlindungan Konsumen Australia memperingatkan warganya yang mengunjungi Bali, untuk tidak jatuh menjadi korban penipuan permainan kartu judi setelah seorang pria asal Perth kehilangan seluruh tabungannya ke sekelompok penipu.

Menurut WAtoday, Selasa 12 Maret 2018, pria korban penipuan itu berusia 66 tahun dan berasal dari Baldivis, Perth. Ia terlibat dalam penipuan tersebut pada bulan Oktober tahun lalu dan kehilangan A$ 200.000 atau Rp 2,1 miliar selama tiga bulan setelah juga melakukan perjalanan ke Johor di Malaysia dan Manila di Filipina.

Penipuan dimulai saat pria itu didekati dan berteman dengan seorang wanita paruh baya saat berjalan ke Discovery Shopping Mall di Kuta, Bali. Setelah menghabiskan dua hari bersama, wanita tersebut mengundangnya untuk bertemu dengan saudara perempuannya yang dia katakan akan pindah ke Perth dalam program pertukaran perawat dan menginginkan beberapa informasi.

Korban lalu dibawa ke sebuah vila di luar Kuta. Di sana ada orang lain muncul, satu orang pria yang mengaku pengusaha kaya yang menyukai perjudian. Korban tertarik untuk memainkan permainan kartu dan awalnya tidak perlu memasukkan uangnya sendiri tapi dia memenangkan A$ 2000 dengan mudah.

Pengusaha meletakkan A$ 5000 di taruhan berikutnya dan kemudian A$ 50.000 sebelum korban menghentikan permainan. Sebuah koper yang diklaim berisi A$ 80.000 kemudian dihadirkan. Si korban dibuat percaya dia memiliki kartu yang kuat untuk menghasilkan A$ 57.000 uangnya sendiri.

Tapi karena dia tak membawa uang, dia diberi waktu untuk mengumpulkan uang. Lalu kartu-kartu itu disegel dalam amplop sehingga permainan bisa dilanjutkan di kemudian hari. Korban diberi tahu bahwa uangnya akan dimasukkan ke dalam brankas di atas kapal, yang akan berlabuh di Johor di Malaysia dan dia melakukan perjalanan ke sana pada bulan November 2018 di mana permainan berlanjut.

Di sana ia dibujuk untuk menginvestasikan A$ 50.000 lagi karena taruhan dalam permainan meningkat. Permainan kemudian beralih ke Manila di Filipina pada bulan Januari tahun ini di mana korban menginvestasikan uang A$ 100.000 dolar lagi untuk meyakinkan bahwa dia memiliki prospek yang terjamin untuk memenangkan sekitar A$ 200.000 serta mendapatkan semua uangnya kembali. 

Setelah menyerahkan pembayaran terakhir kepada dua anggota geng di sebuah toko makanan cepat saji di Manila, mereka menghilang dengan dalih pergi ke toilet dan pria tersebut belum pernah menghubungi korban lagi sejak saat itu.

Komisioner Dinas Perlindungan Konsumen, Penny Lipscombe, mengatakan, dia sudah bertahun-tahun menerima laporan penipuan ini. Tapi ternyata para penipu itu masih terus beraksi. "Skenario dalam kasus ini serupa dengan laporan sebelumnya yang kami terima.

Korban ditipu karena percaya bahwa mereka memiliki kartu yang menang dan tidak mungkin kalah sehingga ini membuat mereka menginvestasikan lebih banyak uang mereka ke dalam permainan," katanya. "Bagian penting dari penipuan adalah membangun hubungan dengan korban, jadi mereka mempercayai pelaku dan percaya bahwa mereka akan memenangkan banyak uang dengan kartu yang kuat.

Tetapi pada akhirnya uang itu hilang dan, dalam kasus ini, anggota komunitas kami telah menyerahkan tabungan hidupnya. "Kami sangat menyarankan siapapun yang pergi ke luar negeri untuk tidak terlibat dalam permainan ini...

Pelaku adalah penjahat profesional sehingga memberikan tekanan besar pada korban mereka untuk ambil bagian. "Begitu permainan dimulai dan uang diinvestasikan, korban berpikir mereka tidak punya pilihan selain bermain seiring taruhannya semakin tinggi.

"Penipu ini mengincar turis yang tidak menaruh curiga mungkin adalah bagian dari kelompok kejahatan terorganisir internasional,"

AGEN POKER TERPERCAYA - POKER ONLINE - TEXAS POKER - BANDAR POKER